Gembiranya Aku Saat Bertemu Jajang C Noer

Aku bertemu dengan bintang film Indonesia, Jajang C. Noer di kantor Tribun Medan, Senin (11/5/2015). (FOTO: NELLY SIALLAGAN)

HARI Selasa (11/5/2015), aku memakai busana “kebesaran” ke kantor Tribun Medan. Apa itu? Kemeja putih dan rompi. Tak biasanya aku memakai busana kebesaran ini ke Tribun Medan. Sehari-sehari dan kalau tidak ada liputan yang bertemu pejabat, aku hanya memakai kaos dan celana jins saja ke Tribun Medan. Biasanya aku berkemeja putih dan rompi kalau mau mengajar ke kampus dan menjadi pembicara di seminar/diskusi/workshop yang mengundangku.

Aku memakai kemeja putih dan rompi karena salah satu bintang film idolaku, Jajang C. Noer akan berkunjung ke redaksi Tribun Medan. Jajang C. Noer akan berdiskusi dengan tim redaksi Tribun Medan terkait keterlibatannya sebagai pemateri pada sebuh workshop film di Medan keesokan harinya, Selasa (12/5/2021).

Kedatangan Jajang C. Noer tentulah membuatku harus bergembira. Dia bintang film kenamaan asal Indonesia dan menurutku popularitasnya tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga mendunia. Dia sudah membintangi ratusan film dan sinetron. Aku menyukai film-film yang ia bintangi karena sarat akan pesan-pesan sosial, politik, budaya, dan psikologi. Sebut saja: bibir Mer (1991), Eliana, Eliana dan Biola Tak Berdawai (2002), Arisan! dan Berbagi Suami (2003), Laskar Pelangi (2008), Jamila dan Sang Presiden (2009), Tenggelamnya Kapal Van der Wijck  (2013), dan Toba Dreams (2015).

Puluhan penghargaan telah disabetnya. Seperti Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Piala Citra FFI 1992 lewat film Bibir Mer, Drama Seri Terbaik Piala Vidia FSI 1997 lewat drama Bukan Perempuan Biasa dan Aktris Terbaik Cinefan Award 2002 lewat film Eliana, Eliana.

AKU dan Jajang C. Noer di kantor Tribun Medan, Senin (11/5/2021). (FOTO: NELLY SIALLAGAN)

Karya dan penghargaan yang telah diraih Jajang C. Noer ini telah menjadi bukti yang cukup bagiku untuk mengidolakannya dan menghormatinya sebagai bintang film yang berkelas. Karena itulah, untuk dia, aku rela tampil lebih rapi dan elegan. Ha…ha…ha

Dan akhirnya, aku berhasil bertemu dengan Jajang C. Noer. Ini pertemuan pertamaku dengannya. Sekilas, orangnya ramah meskipun terkesan cukup cuek. Kalimat-kalimat yang ia lontarkan, mengalir dengan tegas dan mudah dimengerti para lawan bicaranya, termasuk aku.

Tim redaksi Tribun Medan berdiskusi dengan Jajang C. Noer sekitar satu jam. Tak lama memang. Meski demikian, dikusi ini memberikan beberapa inspirasi buatku, mulai dari bagaimana berbahasa Indonesia yang baik dan menuliskannya dalam tulisan-tulisan kita, terus menulis untuk mengasah kemampuan agar semakin baik, dan tetap optimistis dalam berkarya agar senantiasa bermanfaat bagi sesama dan sekitar. Terima kasih, Mbak Jajang C. Noer, sudah bersedia mampir ke Medan dan kantor Tribun Medan.(*)

Tinggalkan komentar